Sabtu, 21 Mei 2011

ANDA PUNYA PRODUK, PASTI KAMI BELI

JAKARTA: Setelah AseanChina Free Trade Area (ACFTA) berjalan setahun, pengusaha Indonesia mengeluh kesulitan dalam bersaing karena pasar lokal dibanjiri produk China.
Untuk mengetahui masalah itu lebih dalam, Bisnis mewawancarai Deputi Direktur Jenderal Departemen Perdagangan dan Kerja Sama Internasional Ekonomi China SUN Yuanjiang di Beijing belum lama ini. Berikut petikannya:
Pengusaha Indonesia menuduh Pemerintah China melakukan dumping. Pendapat Anda?
Soalnya ini [dumping] terjadi dalam perdagangan di antara para pengusaha Indonesia dan Tiongkok. Namun, pemerintah tidak mendukung perusahaan swasta Tiongkok melakukan dumping. Memang sungguh banyak produk murah dari Tiongkok yang beredar di Indonesia karena bahan baku di sini banyak. Praktek dumping tidak didukung karena setiap langkah Tiongkok pasti akan mengikuti kebijakan WTO [World Trade Organization].
Kenyataannya banyak usaha di Indonesia yang gulung tikar?
Perdagangan kedua negara seimbang. Total perdagangan Tiongkok dan Indonesia selama JanuariMaret 2011 sebesar US$12,5 miliar atau naik 40% pada periode yang sama tahun lalu. Ekspor China ke Indonesia sebesar US$6,21 Indonesia sebesar US$6,21 miliar, sedangkan impornya US$6,19 miliar. Memang surplus. Namun, kami tidak berpikir soal surplus yang kami pikirkan adalah kerja sama ekonomi dan perdagangan untuk jangka panjang.
Pengusaha Indonesia sudah meminta kepada pemerintah untuk meninjau ulang soal ACFTA. Pendapat Anda?
Kami sudah mendengar alasan itu, itulah sebabnya Anda datang ke Beijing. Kami pernah mengalami hal itu ketika memasuki WTO 2001, juga banyak yang menentang. Sekarang mari kita sama-sama membuka pasar. Jika Anda punya produk yang dibutuhkan pasar dalam negeri kami, pasti kami beli. Tekanan persaingan itu harus membuat produk yang berdaya saing dengan kualias dan harga bersaing. Jadi ACFTA akan melahirkan perusahaan yang berdaya saing tinggi.
Bagaimana komitmen investasi China sesuai dengan kesepakatan Yogyakarta?
Yogya tetap dijalan Komitmen Yogya tetap dijalankan dan kami akan bertemu lagi pada Juni 2011.
Soal investasi di bidang infrastruktur, apakah akan tetap dilakukan?
Sesuai komitmen kami, proyek itu akan tetap dijalankan seperti membangun jalan, jembatan, stasiun televisi dan telekomunikasi yang didukung oleh lembaga finansial Tiongkok.
Selain itu kami juga menetapkan kebijakan ekspor dan pengumpulan dana melalui asuransi secepat mungkin. Sebagai pasar, China begitu luas dan besar. Pengusaha Indonesia diundang untuk memanfaatkan pasar itu dengan produk yang mampu bersaing. China juga akan impor dari Indonesia.
Benarkah China memiliki stock pilling rotan untuk 10 tahun?
Sekarang tak ada stok sebanyak itu.
Bagaimana strategi China sehingga sukses dalam kerangka ACFTA?
Kami tidak sekadar mengejar surplus karena yang penting perdagangan kedua negara terus berlangsung. Kami justru lebih banyak butuh impor dari negara berkembang. Cadangan devisa kami cukup banyak yaitu US$3 triliun.
Apa saran Anda untuk Indonesia?
Pemerintah harus membantu perusahaan dan transparan dalam kebijakan. Bantuan dari pemerintah bisa macam-macam mulai dari subsidi, pembinaan, dan memberikan informasi. Kami siap membantu perusahaan di Indonesia agar bisa bersaing dalam kerangka ACFTA. Kami yakin 10 tahun lagi pasti Indonesia akan makmur dan kita rayakan bersama.




ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENTING UNTUK DIBACA !

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...